KUDUS, beritaapm.com – Polytron menegaskan komitmennya terhadap aspek keselamatan baterai pada lini motor listrik FOX Electric, termasuk model terbaru FOX 350. Produsen asal Indonesia ini menyebut teknologi baterai sebagai komponen paling krusial sekaligus paling berisiko dalam kendaraan listrik.
CEO Polytron, Hariono, mengatakan seluruh cell baterai yang digunakan telah melalui pengujian berstandar internasional, seperti UN 38.3, UN R136, SNI 8872:2019, hingga ISO 26262. Pengujian tersebut mencakup uji termal, getaran, benturan, tusukan (nail penetration), dan simulasi kecelakaan.
Dari sisi kimia baterai, Polytron memilih Lithium Iron Phosphate (LFP) dibandingkan jenis lithium lain seperti NMC atau NCA.
Cell LFP memiliki stabilitas termal lebih tinggi dan tidak menghasilkan oksigen saat terbakar, sehingga risiko kebakaran dan ledakan dapat ditekan.
Secara teknis, LFP memiliki titik awal thermal runaway di suhu 250–300 derajat Celsius, lebih tinggi dibandingkan NMC yang berada di kisaran 170–220 derajat Celsius.
Polytron juga menekankan bahwa sistem keselamatan baterai dirancang secara menyeluruh. Battery pack FOX Electric menggunakan casing aluminium berfungsi sebagai heatsink dan pelindung mekanis, dilengkapi sertifikasi IP67 untuk ketahanan air.
Sistem Battery Management System (BMS) mengatur pemantauan suhu, pemutusan arus otomatis, serta cell balancing untuk menjaga performa dan umur baterai.
Selain itu, Polytron menilai masih banyak motor listrik di pasaran yang menggunakan baterai rakitan tanpa standar keselamatan memadai. Kondisi tersebut dinilai berpotensi meningkatkan risiko kebakaran, terutama saat terjadi benturan atau paparan air.
“Keselamatan pengguna adalah prioritas utama. Pemilihan cell LFP bersertifikasi dan pengujian ekstrem menjadi bagian dari komitmen kami dalam membangun ekosistem kendaraan listrik yang aman dan andal,” ujar Josaphat Bagus Purnama, Head of Design, Quality and Assurance EV Polytron.
