Jakarta, beritaapm.com – Mudik Lebaran 2025 diprediksi akan menjadi salah satu periode perjalanan terbesar dalam sejarah, dengan potensi pergerakan mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52% dari total penduduk Indonesia. Namun, di tengah antusiasme masyarakat untuk pulang ke kampung halaman, keselamatan berkendara tetap menjadi perhatian utama.

Komunitas Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) menyerukan agar perjalanan mudik 2025 ini semakin rendah risiko. Menurut data Korlantas Polri, meskipun jumlah kecelakaan saat Operasi Ketupat 2024 mengalami penurunan 8% dibandingkan tahun sebelumnya dari 3.561 kasus menjadi 3.286 kejadian kesadaran akan keselamatan masih harus terus ditingkatkan.

Kesadaran dan Konsentrasi Kunci Keselamatan

Koordinator Jarak Aman, Edo Rusyanto, menekankan pentingnya kesadaran dan konsentrasi dalam berkendara. Menurutnya, keselamatan berlalu lintas harus menjadi kebutuhan utama setiap pengemudi.

“Konsentrasi mutlak diterapkan untuk memitigasi terjadinya kecelakaan dan menciptakan lalu lintas yang lebih aman. Mengemudi dengan waspada adalah kunci utama,” ujar Edo dalam diskusi Ayo! Mudik Aman, Nyaman, dan Selamat di Jakarta, Jumat (14/3/2025).

Pendapat serupa disampaikan Jusri Pulubuhu, pendiri Jakarta Defensive Driving Center (JDDC). Ia mengingatkan bahwa perjalanan jauh saat mudik membawa tantangan tersendiri, mulai dari kemacetan hingga kelelahan yang bisa berujung pada kecelakaan.

“Persiapan sebelum berangkat sangat krusial. Pastikan kendaraan dalam kondisi prima, dan jangan abaikan kondisi fisik pengemudi,” kata Jusri.

Ia juga memberikan beberapa tips berkendara aman, seperti beristirahat setiap 2–3 jam sekali selama 15–30 menit, berbagi tugas mengemudi jika memungkinkan, serta menjaga asupan cairan tubuh dengan cukup minum air putih.

“Hindari makanan berat yang bisa menyebabkan kantuk, dan jika merasa lelah, lebih baik menepi dan tidur sejenak,” tambahnya.

Mudik 2025: Tantangan dan Persiapan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat peningkatan penggunaan angkutan umum pada Lebaran 2024 sebesar 9,84% dibandingkan tahun sebelumnya.

Moda transportasi jalan dan kereta api mengalami lonjakan signifikan, masing-masing sebesar 19,51% dan 13,61%. Faktor utama peningkatan ini adalah perbaikan layanan serta tarif yang lebih terjangkau.

Untuk menghadapi lonjakan pergerakan masyarakat pada Lebaran 2025, pemerintah menyiapkan berbagai kebijakan pengaturan mobilitas.

Direktur Sarana Transportasi Jalan Ditjen Hubdat Kemenhub, Amirulloh, menjelaskan bahwa langkah-langkah pengamanan akan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) di setiap moda transportasi.

“Kami memastikan kesiapan sarana dan prasarana, termasuk melakukan ramp check terhadap kendaraan angkutan umum untuk memastikan kelayakan operasionalnya,” jelasnya.

Kampanye Keselamatan yang Diperluas

Di sisi lain, edukasi keselamatan berkendara juga terus digencarkan. Ketua panitia diskusi, Abdul Muslim, menegaskan bahwa kampanye keselamatan lalu lintas perlu diperluas agar angka kecelakaan semakin menurun.

“Kami menggandeng 30 media massa untuk menyebarluaskan edukasi keselamatan jalan. Selain itu, kampanye ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk korporasi dan BUMN seperti Barito Group, BNI, BTN, Toyota, Asuransi Tugu, Sinar Mas Land, Telkomsel, dan Indocement,” ujarnya.

Dengan berbagai upaya ini, harapannya perjalanan mudik tahun ini bisa lebih aman, nyaman, dan minim risiko. Keselamatan di jalan bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau komunitas tertentu, tetapi juga kewajiban setiap pengendara.