JAKARTA, beritaapm.com – Industri pusat data (data center) di Indonesia tengah jadi sorotan. Dengan ekonomi digital yang diperkirakan tembus US$365 miliar pada 2030, kebutuhan data center semakin tak terbendung. Apalagi, berbagai sektor kini makin terdigitalisasi dan mengandalkan pengelolaan data skala besar.
Di level ASEAN, pasar data center dan cloud computing diproyeksikan bisa mencapai US$600 miliar pada 2030. Bahkan jika kebijakan pemerintah mendukung, angka itu bisa melesat hingga US$1 triliun. Indonesia tentu tak mau ketinggalan dalam perlombaan ini.
Menurut data Statista, bisnis data center di Indonesia nilainya akan mencapai US$2,52 miliar pada 2025, dan terus tumbuh hingga US$5,82 miliar pada 2030 dengan laju pertumbuhan tahunan (CAGR) 6,69%. Namun, kapasitas yang ada saat ini baru sekitar 500 MW, padahal idealnya butuh 2.700 MW untuk menopang perkembangan ekosistem digital yang makin masif.
Perlu Regulasi dan Insentif yang Lebih Menarik
Dalam acara Focus Group Discussion (FGD): Peluang dan Tantangan Bisnis Data Center di Indonesia di Jakarta (29/8/2025), sejumlah pakar menyoroti pentingnya kebijakan yang lebih ramah investasi.
Denny Setiawan, Direktur Kebijakan dan Strategi Infrastruktur Digital Kemkomdigi, menegaskan bahwa insentif pajak bisa menjadi kunci untuk menarik investor. Skema insentif bagi penyedia maupun pelanggan data yang mengimpor perangkat dinilai dapat membuat Indonesia lebih kompetitif dibanding negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Selain itu, proses perizinan yang simpel, perencanaan infrastruktur strategis, serta penyebaran pusat data ke luar Jawa juga menjadi faktor penting. “Jangan cuma Batam dan Jakarta-Cikarang saja, perlu merata sampai ke Indonesia Tengah dan Timur,” jelas Denny.
Masalah tarif listrik juga mencuat. Meski pasokan listrik nasional surplus, tarif untuk pusat data masih masuk kategori bisnis, bukan industri. Ditambah lagi, penyediaan energi hijau jadi syarat penting agar Indonesia bisa bersaing di mata investor global.
Hyperscale, Cloud, dan AI Jadi Pemain Utama
Esti Susanti dari Leads Property menambahkan, kebutuhan data center makin melonjak karena tren hyperscale, cloud computing, dan artificial intelligence (AI). Hal ini mendorong peta data center di Indonesia berubah cepat dan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai hub digital Asia Tenggara.
Sementara itu, dari sisi pelaku, Lintasarta melalui Chief Cloud Officer Gidion Suranta Barus, memperkenalkan Lintasarta AI Factory dengan GPU Merdeka dan Cloudeka. Platform ini dirancang untuk menyediakan infrastruktur sovereign AI yang bisa diakses startup, korporasi, hingga lembaga riset dalam negeri tanpa harus bergantung pada infrastruktur asing.
Namun, distribusi data center di Indonesia masih belum merata. Saat ini 55% kapasitas terkonsentrasi di Jakarta, sehingga menimbulkan risiko dan menghambat pemerataan. Lintasarta sendiri berkomitmen memperluas jaringan backbone dengan bandwidth besar, latency rendah, dan ketersediaan tinggi ke wilayah lain di Indonesia.
Indonesia Timur Perlu Perhatian
Ketua Umum IDPRO, Hendra Suryakusuma, menyoroti potensi besar di Indonesia Timur. Menurutnya, kawasan ini bisa jadi lahan investasi data center yang menjanjikan, hanya saja masih terkendala infrastruktur, khususnya jaringan fiber optik.
“Kalau fiber optik di Timur Indonesia dibenahi, operasional data center bisa lebih optimal. Potensi investasi di sana besar sekali,” ungkap Hendra.
Ia menekankan, data center adalah hulu penting di era digital karena menopang AI, IoT, cloud computing, e-commerce, hingga smart city. Semua itu membutuhkan kapasitas penyimpanan, trafik internet, hingga processing power yang kuat.
Dengan tren digital yang makin meluas, Indonesia punya peluang besar jadi hub data center di Asia Tenggara. Namun, agar potensi itu tercapai, perlu kombinasi antara regulasi ramah investasi, pemerataan infrastruktur, tarif listrik kompetitif, dan adopsi energi hijau.
Kalau langkah-langkah tersebut bisa dijalankan, bukan tidak mungkin dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan jadi pemain utama dalam peta ekosistem data center global.
Sebagai informasi, di sela acara FGD tersebut, digelar soft launching portal LandBank.co.id dan InfoDigital yang juga menjadi inisiator acara. LandBank.co.id merupakan portal berita sektor-emiten properti dan gaya hidup serta InfoDigital portal berita emiten-sektor TIK dan gaya hidup.